Jadwal Petugas Tata Tertib

Paroki Meruya

Info Lebih Lanjut

GEMA Newsletter

Gereja Maria Kusuma Karmel dalam Berita

Info Lebih Lanjut

Maria Kusuma Karmel

Mengalami Kehadiran Allah bersama Maria, Bunda dan Kusuma Karmel

Sambutan Romo Paroki

Pengumuman Gereja

KEGIATAN MENDATANG

Misa Harian

Hari Senin - Sabtu

  • 05.30 WIB

Misa Jumat Pertama

Hari Jumat Pertama Setiap Bulan

  • 19.30 WIB

Misa Minggu

Hari Sabtu

  • 16.30 WIB

Hari Minggu

  • 06.00 WIB
  • 08.30 WIB
  • 11.00 WIB
  • 16.30 WIB
  • 19.00 WIB - Misa Bernuansa Karismatik (tiap Minggu Ke-3)

Misa Online

Ditiadakan

RENUNGAN HARIAN

Sabtu 04 Mei 2024

Bacaan Liturgis – Pekan V Paskah, Sabtu, 04 Mei 2024

  • Bacaan Pertama: Kisah Para Rasul 16:1-10

  • Mazmur Tanggapan: Bersorak-sorailah bagi Tuhan, hai seluruh bumi!

  • Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 100:1-2.3.5

  • Ayat Bait Pengantar Injil: Kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas di mana Kristus berada, duduk di sebelah kanan Allah. Alleluya.

  • Bacaan Injil: Yohanes 15:18-21

Renungan Singkat : Jika Dunia Membenci Kamu

Saudari dan saudara, umat beriman, kita adalah orang-orang yang dikasihi Tuhan. Dia mengasihi kita dengan kasih-Nya yang kekal. Namun, kita hidup di tengah dunia yang rapuh, yang hidup saling membenci, menyebarkan fitnah dan kabar bohong bernada provokatif; dunia yang suka membunuh dan membinasakan daripada merawat perdamaian dan persekutuan. Dunia yang ditandai dengan perang di beberapa negara yang hingga kini belum berhenti. Dunia seperti ini tidak pernah membuat orang merasa aman dan damai. Tidak pernah!

Benar, dunia sekitar kita bukanlah tempat yang membuat orang merasa aman dan nyaman. Surat kabar nasional yang terbit pada hari Jumat, 03 Mei 2024 kemarin memuat satu berita tentang pembunuhan. Dikabarkan bahwa pelaku bernama Arif Ridwan (28) dan korbannya, Rini Mariany (50) bekerja di sebuah perusahaan swasta yang sama, tetapi di divisi berbeda. Korban yang diduga terlibat asmara dengan pelaku dibunuh dan dimasukkan ke dalam koper lalu jasadnya dibuang di tempat sampah, di pinggir Sungai Kalimalang, Bekasi, Jawa Barat” (Harian Kompas, Jumat, 03/5/2024, hlm. 12). Apa pun alasannya, tindakan ini sangat sadis! Sangat kejam! Sangat tidak manusiawi!

Kasus di atas menggambarkan bahwa dunia sekitar kita semakin rapuh, tidak aman dan menggelisahkan. Dunia sekitar kita adalah dunia yang dihuni oleh orang-orang yang tidak mengalami kasih dan hidup tanpa kasih sehingga yang mereka lakukan hanyalah kekerasan. Sungguh memprihatinkan. Kasihan para korban, apalagi korbannya adalah orang yang tak bersalah dan harus menjadi korban.

Para saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, dalam Seruan Apostolik Evangelii Gaudium (Sukacita Injil), Paus Fransiskus mengatakan, “Kecil namun kokoh dalam kasih Allah, seperti Santo Fransiskus dari Assisi, kita semua, sebagai umat Kristiani, dipanggil untuk menjaga dan melindungi dunia yang rapuh di mana kita hidup, dan semua orang di dalamnya” (Evangelii Gaudium, No. 216).

Dunia sekitar kita ini rapuh oleh karena begitu banyak orang yang tidak hidup dalam kasih dan tidak mampu saling mengasihi. Itulah sebabnya hari ini Yesus mengingatkan kita semua bahwa anak-anak dunia ini hanya bisa membenci dan membenci, dan dalam kebencian tidak pernah luput dari kekerasan dan kejahatan. Anak-anak Allah dan murid-murid Yesus yang telah dipilih dari antara anak-anak dunia, yang telah disendirikan dari dunia, sekalipun masih ada di dunia, harus melakukan yang sebaliknya, yakni hidup dalam kasih dan saling mengasihi (bdk. Yoh 15:12 dan 17).

Hidup dalam kasih dan saling mengasihi mesti dimulai dari rumah, dari keluarga dan kalangan internal. Selanjutnya hidup dalam jaringan kasih yang lebih luas, yang menggandeng siapa saja. Seperti ditunjukkan oleh Paulus dan Silas dalam bacaan pertama hari ini, yang dalam perjalanan misi mereka menyampaikan keputusan-keputusan yang diambil para rasul dan para penatua di Yerusalem dengan pesan supaya jemaat-jemaat menurutinya (Kis 16:4).

Bahkan Paulus dan Silas meneguhkan iman jemaat. Efeknya, makin lama makin bertambah jumlah jemaat yang hidup dalam iman, harapan dan kasih (ay. 5). Inilah yang disebut hidup dalam kasih, yang mana kehadirannya meneguhkan iman saudara-saudari seiman; juga yang kehadirannya membawa rasa aman dan nyaman bagi sekitarnya.

Saudara-saudari, kekasih Tuhan, membenci adalah ciri tindakan anak-anak dunia yang tidak mengenal Allah yang mengutus Yesus (Yoh 15:21). Maka, tindakan anak-anak Allah dan murid-murid Yesus Putra-Nya harus beda. Jika dunia membenci kamu, maka kamu harus mengasihi. “Hadirkan kasih di mana tidak ada kasih,” kata Santo Yohanes dari Salib.

“Marilah kita memohon Allah untuk membantu kita memahami hukum kasih. Betapa baiknya memiliki hukum ini! Betapa sangat baiknya bagi kita saling mengasihi, apa pun yang terjadi. Ya, apa pun yang terjadi!” kata Paus Fransiskus dalam Seruan Apostolik Evangelii Gaudium (No. 101). Mari kita hidup saling mengasihi, bukan saling membenci.

[RP. A. Ari Pawarto, O.Carm.]

VIDEO HIGHLIGHT

Sebuah katekese singkat "Alleluia!" Oleh Romo Agustinus Ari Pawarto O.Carm