Renungan Harian

Renungan Harian 30 April 2024

Bacaan Liturgis – Pekan V Paskah, Selasa, 30 April 2024

  • Bacaan Pertama: Kisah Para Rasul 14:19-28

  • Mazmur Tanggapan: Orang-orang yang Kaukasihi, ya Tuhan, mengumumkan kemuliaan Kerajaan-Mu.

  • Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 145:10-11.12-13ab.21

  • Ayat Bait Pengantar Injil: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati, untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya. Alleluya.

  • Bacaan Injil: Yohanes 14:27-31a

Renungan Singkat : Menjadi Pembawa Damai Sejahtera

Saudari dan saudara yang dikasihi Tuhan Yesus, setiap orang ingin hidup damai, atau hidup damai sejahtera. Setiap keluarga tentu juga ingin hidup dalam damai sejahtera. Namun dalam kenyataan, tidak setiap orang, juga tidak setiap keluarga mengalami hidup dalam damai sejahtera. Anda sendiri merasakan damai sejahtera saat ini, baik secara pribadi maupun bersama-sama dalam keluarga atau komunitas?

Jika saat ini Anda merasakan damai sejahtera, juga damai sejahtera dalam keluarga atau komunitas, sejatinya Anda sedang mengalami berkat Tuhan. Dalam doanya kepada Tuhan Daud berkata, “Tuhan kiranya memberikan kekuatan kepada umat-Nya, Tuhan kiranya memberkati umat-Nya dengan damai sejahtera” (Mzm 29:11). Tuhanlah yang memberikan damai sejahtera kepada umat-Nya. Maka, betapa kita, Anda dan saya, sangat bersyukur kepada Tuhan atas berkat-Nya yang sungguh berarti dan dirindukan oleh setiap orang.

Saudari dan saudara yang dikasihi Tuhan Yesus, hari ini Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, kepada Anda dan saya yang juga adalah murid-murid-Nya, kata-Nya, “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu” (Yoh 14:27). Kepada para murid-Nya Yesus memberikan berkat berupa damai sejahtera. Ia memberkati dengan damai sejahtera. Damai sejahtera ini tidak diberikan oleh dunia. Dunia hanya memberikan kekacauan, pertikaian dan peperangan seperti terjadi di antara Rusia dan Ukraina serta Israel dan Palestina.

Saudara-saudari, perang yang masih berlangsung hingga saat ini menguji kepedulian dan keprihatinan kita terhadap mereka yang sedang mengalami penderitaan sehingga damai sejahtera menjadi harapan yang tak kunjung tiba. Penderitaan yang dialami oleh para korban perang juga merupakan ujian bagi kita, sejauh mana kita sehati-seperasaan dengan sesama, meski jauh, terutama mereka yang adalah bagian dari Gereja yang kini terkoyak.

Kita perlu mengirim senjata doa bagi lahirnya perdamaian dan berhentinya perang di negara-negara yang sedang berperang. Bantuan seperti ini jauh lebih manusiawi dan rohani. Caranya, dengan berdoa Rosario bagi perdamaian dunia. Seperti dikatakan oleh Santo Paus Yohanes Paulus II dalam Surat Apostolik Rosarium Virginis Mariae tentang Rosario Perawan Maria, “Doa Rosario pada hakikatnya adalah doa untuk perdamaian, karena inti doa ini adalah kontemplasi akan Kristus, “Dialah damai sejahtera kita” (Ef 2:14). Barangsiapa merenungkan misteri Kristus – dan inilah tujuan doa Rosario -, ia mempelajari rahasia damai dan membuat damai menjadi proyek hidupnya” (Rosarium Virginis Mariae, No. 40).

Lebih lanjut Paus Yohanes Paulus II berkata, “Rosario itu doa untuk perdamaian, juga karena Rosario menghasilkan buah-buah kasih. Kalau didaras dengan baik dalam cara yang sungguh-sungguh meditatif, Rosario akan mengantar si pendoa untuk berjumpa dengan Kristus dalam misteri-misteri-Nya. Singkat kata, dengan memusatkan tatapan mata kita pada Kristus, doa Rosario akan membuat kita menjadi pembawa damai di dunia. Karena itu, doa Rosario membangkitkan dalam diri kita harapan bahwa, bahkan sekarang “perang” yang sengit demi perdamaian dapat dimenangkan” (Ibid.).

Mari kita menjadi pembawa damai sejahtera dengan berdoa Rosario, khususnya bagi perdamaian dunia sehingga jangan sampai terjadi Perang Dunia III. Sebab, seperti disampaikan oleh Paus Fransiskus dalam pesannya pada Hari Doa Panggilan Sedunia, 21 April 2024 lalu, “Pada akhirnya, inilah tujuan setiap panggilan: menjadi pribadi pengharapan. Kita, entah individu perorangan maupun komunitas dengan aneka karisma dan pelayanan, dipanggil untuk mewartakan dan mewujudkan pesan pengharapan Injil di dunia yang ditandai dengan tantangan-tantangan genting. Di antaranya adalah ancaman Perang Dunia Ketiga yang sedikit demi sedikit menjadi semakin nyata.”

Saudara-saudara sekalian, berdoa Rosario bagi perdamaian dunia dan berhentinya perang adalah senjata efektif. Maka, kita perlu melakukannya dengan sepenuh hati, baik hari ini maupun dan terutama sepanjang Bulan Maria yang akan dimulai besok. Mari kita menjadi pembawa damai sejahtera bagi dunia, juga bagi dunia sekitar kita, terutama bagi keluarga kita. 

[RP. A. Ari Pawarto, O.Carm.]