Renungan Harian

Renungan Harian 29 April 2024

Bacaan Liturgis – PW Santa Katarina dari Siena, Perawan dan Pujangga Gereja, Senin, 29 April 2024

  • Bacaan Pertama: Kisah Para Rasul 14:5-18

  • Mazmur Tanggapan: Bukan kepada kami, ya Tuhan, tetapi kepada nama-Mulah beri kemuliaan.

  • Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 115:1-2.3-4.15-16

  • Ayat Bait Pengantar Injil: Roh Kudus akan mengajarkan segala sesuatu kepada kamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu. Alleluya.

  • Bacaan Injil: Yohanes 14:21-26

Renungan Singkat : Membuka Diri bagi Roh Kudus

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, pengalaman di sekolah dulu, selalu mengingatkan saya akan banyak guru yang mengajarkan banyak ilmu untuk hidup. Mereka juga mengingatkan akan hal-hal penting untuk dilakukan, meski tidak selalu dilakukan dengan baik sebagaimana diharapkan oleh sang guru. Sebagian besar dari mereka telah tiada, namun jasa mereka melekat dalam hati dan benak saya.

Apa yang dilakukan oleh para guru di sekolah selalu mengingatkan Anda dan saya bahwa dalam hidup ini kita tidak bisa memisahkan diri dari peran guru. Peran guru sangat penting dan berharga bagi hidup kita, di saat ini atau di kemudian hari.

Berbicara tentang guru, Yesus adalah Guru. Firman yang diajarkan-Nya, juga yang berisi tentang perintah-perintah, jika didengarkan, dipegang teguh dan dilakukan, maka kita telah mengasihi-Nya. Seperti dikatakan Yesus dalam Injil hari ini, “Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku, dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan Diri-Ku padanya” (Yoh 14:21). Yesus berkata lagi, “Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya, dan diam bersama-sama dengan dia” (ay. 23).

Mengasihi Yesus, memegang dan melakukan firman-Nya, juga perintah-Nya, bukan hanya membuat dirinya dikasihi oleh Yesus dan Ia tinggal di dalam dirinya, tetapi juga Bapa-Nya. Bapa-Nya juga akan mengasihi dia, dan datang serta diam bersama-sama degannya. Luar biasa, anugerah rangkap dua diterimanya, yakni kehadiran Bapa dan Putra-Nya. Bahkan, ditambah lagi dengan kehadiran Roh Kudus, sehingga menjadi anugerah rangkap tiga, sebuah kehadiran yang sangat luar biasa. Siapa tidak bahagia?

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, apa yang dilakukan oleh Roh Kudus dalam hidup kita? Yesus berkata, “Tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu” (ay. 26). Bukankah yang dilakukan oleh Sang Penghibur, yakni Roh Kudus ini adalah pekerjaan seorang guru? Benar, Roh Kudus juga adalah guru.

Pertama, Roh Kudus adalah guru yang akan mengajarkan segala sesuatu kepada kita dan akan mengingatkan semua yang telah Yesus ajarkan lewat Injil-Nya. Peran Roh Kudus amat penting, mengingat kita adalah orang yang mudah lupa, sekalipun apa yang Yesus ajarkan adalah sesuatu yang penting.

Santo Paus Yohanes Paulus II menyadari peran Roh Kudus dalam Gereja sebagai sebuah peran yang penting. Seperti dikatakan dalam Ensiklik Dominum et Vivificantem tentang Tuhan, Pemberi Hidup, “Roh Kudus akan menjadi Penolong para Rasul dan Gereja, yang selalu hadir di tengah-tengah mereka – meskipun tidak kelihatan – sebagai guru Kabar Baik yang sama, yang telah diwartakan oleh Kristus. Kata-kata “mengajarkan” dan “mengingatkan” tidak hanya berarti bahwa Dia, secara khusus, akan terus mengilhami penyebaran Injil Keselamatan, tetapi juga Ia akan membantu umat memahami makna yang benar dari pesan Kristus. Ini juga berarti bahwa Roh Kudus akan menjamin kelangsungan dan kesamaan pemahaman, di tengah-tengah keadaan dan situasi yang berbeda-beda. Roh Kudus akan menjamin bahwa di dalam Gereja akan selalu berlangsung terus kebenaran yang sama yang didengar oleh para Rasul dari Guru mereka” (Dominum et Vivificantem, No. 4).

Kedua, Roh Kudus adalah guru yang akan menghibur dalam kesulitan sehingga tidak menjadi putus asa. Hal ini dialami oleh Rasul Paulus dan Barnabas. Ketika mereka mengalami kekerasan dari orang-orang Ikonium, yakni dilempari dengan batu, maka menyingkirlah mereka ke kota-kota Likaonia, yaitu Listra dan Derbe dan daerah sekitarnya. Di situ mereka memberitakan Injil (lih. Kis 14:5-7).

Ketiga, Roh Kudus adalah guru yang mengajarkan kebenaran dan mengingatkan hal yang salah. Hal ini dialami oleh Rasul Paulus dan Barnabas ketika mereka diperlakukan oleh orang-orang yang berbahasa Likaonia sebagai penjelmaan dewa-dewa (lih. Kis 14:15-18). “Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat demikian? Kami ini adalah manusia biasa sama seperti kamu! Kami ada di sini untuk memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan sia-sia ini dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya,” kata Rasul Paulus dan Barnabas (ay. 15). Roh Kudus yang membimbing kedua rasul itu dan mengajarkan kebenaran sebagai kebenaran serta mengingatkan hal yang salah dan sia-sia.

Keempat, Roh Kudus adalah guru yang mengajar kita untuk berdoa. Seperti disebutkan dalam Katekismus Gereja Katolik, “Roh Kudus, yang urapan-Nya memenuhi seluruh diri kita, adalah guru doa Kristen di dalam batin kita. Roh Kudus adalah sumber tradisi doa yang hidup” (No. 2672 dan 2681).

Saudari dan saudara yang dikasihi Tuhan, mari kita terus membuka diri bagi Roh Kudus seperti dahulu dilakukan oleh Santa Katarina dari Siena. Roh Kudus adalah guru kita yang selalu mengajarkan dan mengingatkan apa yang mesti kita lakukan, katakan atau doakan. 

[RP. A. Ari Pawarto, O.Carm.]