Selamat Ulang Tahun

RP Agustinus Suyadi, O.Carm

18 Mei

Jadwal Petugas Tata Tertib

Paroki Meruya

Info Lebih Lanjut

GEMA Newsletter

Gereja Maria Kusuma Karmel dalam Berita

Info Lebih Lanjut

Maria Kusuma Karmel

Mengalami Kehadiran Allah bersama Maria, Bunda dan Kusuma Karmel

Sambutan Romo Paroki

Pengumuman Gereja

KEGIATAN MENDATANG

Misa Harian

Hari Senin - Sabtu

  • 05.30 WIB

Misa Jumat Pertama

Hari Jumat Pertama Setiap Bulan

  • 19.30 WIB

Misa Minggu

Hari Sabtu

  • 16.30 WIB

Hari Minggu

  • 06.00 WIB
  • 08.30 WIB
  • 11.00 WIB
  • 16.30 WIB
  • 19.00 WIB - Misa Bernuansa Karismatik (tiap Minggu Ke-3)

Misa Online

Ditiadakan

RENUNGAN HARIAN

Sabtu 18 Mei 2024

Bacaan Liturgis – Novena Roh Kudus Hari kesembilan, Sabtu, 18 Mei 2024

  • Bacaan Pertama: Kisah Para Rasul 28:16-20.30-31

  • Mazmur Tanggapan: Orang yang tulus akan memandang wajah-Mu, ya Tuhan.

  • Ayat Mazmur Tanggapan: Mzm 11:4.5.7

  • Ayat Bait Pengantar Injil: Aku akan mengutus Roh Kebenaran kepadamu, sabda Tuhan. Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran. Alleluya.

  • Bacaan Injil: Yohanes 21:20-25

Renungan Singkat : Roh Kudus dan Kesejahteraan Bersama

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, sub-tema Novena Roh Kudus hari kesembilan atau terakhir yakni: Roh Kudus Mendorong Kesejahteraan Bersama. Kata mendorong menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti menolak dari bagian belakang atau bergerak dengan kuat ke arah depan atau mendesak supaya berbuat sesuatu. Dalam hal ini, Roh Kudus berkarya dalam hidup kita sebagai yang mendesak atau menggerakkan hidup kita secara tak kelihatan untuk mewujudkan kesejahteraan bersama.

Rasul Paulus adalah contoh ideal bagi kita. Sekalipun dia harus menjalani tahanan rumah, dan itu pun rumah yang dia sewa sendiri dan dijaga atau diawasi oleh seorang prajurit, “ia menerima semua orang yang datang kepadanya. Dengan terus terang dan tanpa rintangan apa-apa ia memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus Kristus” (Kis 28:30-31). Ia diikat dengan belenggu, sehingga tidak bebas. Namun, ia masih bisa memberitakan Kerajaan Allah dengan bebas, dengan leluasa, tanpa rintangan apa pun. Ia juga masih bisa mengajar tentang Tuhan Yesus Kristus. Dalam hal ini dia bukan hanya mengajar dengan kata-kata namun sekaligus bersaksi tentang iman akan Tuhan Yesus Kristus. Tujuannya jelas, yakni agar umat beriman mengalami kesejahteraan bersama terutama di bidang spiritual.

Kesaksian iman Rasul Paulus tampak dalam surat-suratnya. Misalnya, pertama, ketika dia memandang dan memaknai hidupnya dalam terang Kristus yang diimaninya, dia berkata, “Aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya aku hidup untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan Diri-Nya untuk aku” (Gal 2:19-20). Bagi Paulus, hidup yang dijalaninya tidak lagi ego-sentris, diri sendiri sebagai pusat, melainkan Kristus-sentris, Kristus sebagai pusat hidupnya. Hidupnya dikendalikan dan dikuasai oleh-Nya. Hidupnya adalah hidup karena iman akan Kristus, Anak Allah, yang telah mengasihi dan mati baginya. Sebab itu, ia pun ingin bekerja demi terwujudnya kesejahteraan bersama.

Kedua, ketika Paulus telah mengenal Yesus secara mendalam, dia bersaksi demikian, “Apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia daripada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena menaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan” (Flp 3:7-9). Dengan mengenal Kristus, Paulus memiliki cara pandang baru. Ia mengalami apa yang disebut transformasi sehingga mampu menempatkan Kristus sebagai segala-galanya. Di situlah Roh Kudus bekerja dalam diri Paulus.

Ketiga, ketika dia mengalami berbagai kesulitan dan kekurangan, dia berkata, “Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan. Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku” (Flp 4:12-13). Tuhan adalah sumber kekuatan bagi hidup Paulus. Dia menjadi kuat dalam menghadapi kenyataan karena Kristus, yang mencukupkan segalanya.

Saudara-saudari, bersaksi tentang Kristus bisa melalui kesaksian hidup Kristen yang otentik (Paus Paulus VI, Imbauan Apostolik Evangelii Nuntiandi, No. 41). Bersaksi bisa juga dilakukan dengan kata-kata mengenai suatu pesan. Kata-kata tetap selalu relevan, lebih-lebih bila membawa kekuatan Allah (Ibid., No. 42), bisa juga kombinasi dari keduanya.

Seperti dalam Injil hari ini, kita dihadapkan pada kesaksian salah seorang murid yang dikasihi Yesus atau yang tidak perlu diragukan lagi kasihnya kepada Yesus. “Dialah murid, yang memberi kesaksian tentang semuanya ini, dan yang telah menuliskannya; dan kita tahu, bahwa kesaksiannya itu benar” (Yoh 21:24). Kesaksian tentang apa? Tentang apa yang diperbuat oleh Yesus. Maka, penulis Injil menegaskan, “Masih banyak hal-hal lain yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu persatu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu” (ay. 25).

Petrus, yang dipanggil untuk mengikuti Yesus (ay. 22), mau mengikuti Dia karena mengasihi-Nya. Itulah sebabnya, sebagai pengikut Yesus, dengan penuh Roh Kudus dia juga bersaksi tentang Yesus yang bangkit, katanya, “Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi. Dan sesudah Ia ditinggikan oleh tangan kanan Allah dan menerima Roh Kudus yang dijanjikan itu, maka dicurahkan-Nya apa yang kamu lihat dan dengar di sini” (Kis 2:32-33).

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, hari ini kita menyelesaikan Novena Roh Kudus. Kita menyiapkan diri untuk merayakan Pentakosta baru di mana kita, seperti para rasul di Senakel, ruang atas di Yerusalem, dipenuhi oleh Roh Kudus. Dialah penggerak kita untuk menjadi saksi-saksi Kristus, baik dengan kesaksian hidup maupun dengan pewartaan. Dialah yang menggerakkan dan bahkan mendesak kita untuk berbuat sesuatu yang lahir dari iman demi terwujudnya kesejahteraan bersama. Selamat mengalami Pentakosta baru. 

[RP. A. Ari Pawarto, O.Carm.]

VIDEO HIGHLIGHT

Sebuah katekese singkat "Alleluia!" Oleh Romo Agustinus Ari Pawarto O.Carm